Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

DARMAYASA dalam BANJARNEGARA


Darmayasa, adalah sebuah desa yang diapit oleh sebuah kabupaten Banjarnegara meliputi kecamatan:
1.      Beji
2.      Biting
3.      Condong Campur
4.      Darmayasa
5.      Gembol
6.      Giritirta
7.      Grogol
8.      Kalilunjar
9.      Karangsari
10.  Panusup
an
11.  Pegundungan
12.  Pejawaran
13.  Ratamba
14.  Sarwodadi
15.  Semangkung
16.  Sidengok
17.  Tlahap

Dengan letak kelurahannya sendiri ada di desa Gembongan, dan terdapat beberapa dusun yang ada termasuk Darmayasa itu sendiri atau sebagai induk / dukuh dari beberapa dusun tersebut (bassis).
karenanya desa Darmayasa menjadi luas dan memiliki banyak keanekaragaman, diantaranya adalah dari segi makan, bahasa atau yang sering kita sebut dengan "logat", adat, budaya, dan keanekaragaman yang lain membuat desa ini ramai dan saling berinterkasi menimbulkan ide-ide baru untuk terus berkembang,
dulunya desa ini adalah seperti layaknya desa yang lain, tertinggal dan jauh dari kemoderenanisasi, bahkan listrik yang tentu kegunaannya sangat vital belum lama menjamah desa kecil ini, barulah sekitar 2000-2001 listrik mulai merambah ke desa-desa kecil diwilayah ini.

Letaknya yang ada didalam kabupaten banjarnegara terletak di antara 7° 12' - 7° 31' Lintang Selatan dan 109° 29' - 109° 45'50" Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang di Utara, Kabupaten Wonosobo di Timur, Kabupaten Kebumen di Selatan, dan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purbalingga di Barat. serta letak geografis: Bentang alam berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis, wilayah ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

    Zona Utara, adalah kawasan pegunungan yang merupakan bagian dari Dataran Tinggi Dieng, Pegunungan Serayu Utara. Daerah ini memiliki relief yang curam dan bergelombang. Di perbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang terdapat beberapa puncak, seperti Gunung Rogojembangan dan Gunung Prahu. Beberapa kawasan digunakan sebagai obyek wisata, dan terdapat pula tenaga listrik panas bumi. Pada sebelah utara meliputi Kecamatan : Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Pagentan, Pejawaran, Batur, Karangkobar, Madukara
    Zona Tengah, merupakan zona Depresi Serayu yang cukup subur. Bagian wilayah ini meliputi Kecamatan : Banjarnegara, Madukara, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, Purworejo Klampok, Susukan, Wanadadi, Banjarmangu, Rakit
    Zona Selatan, merupakan bagian dari Pegunungan Serayu, merupakan daerah pegunungan yang berrelif curam. Meliputi Kecamatan : Pagedongan, Banjarnegara, Sigaluh, Mandiraja, Bawang, Susukan.

Topografi wilayah ini sebagian besar (65% lebih) berada di ketinggian antara 100 s/d 1000 meter dari permukaan laut. Secara rinci pembagian wilayah berdasarkan topografi.

    Kurang dari 100 m dari permukaan air laut, meliputi luas 9,82 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Susukan dan Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwanegara dan Bawang.
    Antara 100 - 500 m dari permukaan air laut, meliputi luas 37,04 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Punggelan, Wanadadi, Rakit, Madukara, sebagian Susukan, Mandiraja, Purwanegara, Bawang, Pagedongan, Banjarmangu dan Banjarnegara.
    Antara 500 -1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 28,74% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian Banjarnegara, Pagedongan dan Banjarmangu.
    Lebih dari 1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 24,40% dari seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi Kecamatan Pejawaran, Batur, Wanayasa, Kalibening, Pandanarum, Karangkobar dan Pagentan.

Sungai Serayu mengalir menuju ke Barat, serta anak-anak sungainya termasuk Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi. Sungai tersebut dimanfaatkan sebagai sumber irigasi pertanian.

Wilayah kabupaten Banjarnegara memiliki iklim tropis, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/tahun, serta suhu rata-rata 20°- 26° C; menjadi bagian yang tak terlepas tentunya untuk tanggung jawab seorang bupati banjarnegara yang saat ini diperjabati oleh: H. Sutedjo Slamet Utomo, SH, M.Hum. periode 2011-2016, sebelum:
·         Mas Ngabehi Atmodipuro (1878-1896)
·         Raden Mas Jayamisena (1896-1927)
·         Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro (1927-1949)
·         Raden Sumitro, Tahun 1949 - 1959.
·         Raden Mas Soedjirno, Tahun 1960 - 1967.
·         Raden Soedibjo, Tahun 1967 - 1973.
·         Drs. Soewadji, Tahun 1973 - 1980.
·         Drs.H. Winarno Surya Adisubrata, Tahun 1980 - 1986.
·         H. Endro Soewarjo, Tahun 1986 - 1991.
·         Drs.H.Nurachmad, Tahun 1991 - 1996.
·         Drs.H.Nurachmad, tahun 1996 - 2001.
·         Drs.Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup : Drs. Hadi Supeno, Msi, tahun 2001-2006
·         Drs.Ir. Djasri, MM, MT dan Wabup : Drs. Soehardjo. MM, tahun 2006-2011

untuk selalu berbenah. Hingga saat ini perkembangan wilayah Banjarnegara cenderung meningkat dengan sumber daya alam serta sumber daya manusia (terbukti dengan banyaknya lembaga pendidikan favorit serta berstandar nasional, seperti:
   
  • ·      SMK Negeri 1 Bawang
    ·      SMA Negeri 1 Banjarnegara
    ·      SMA Negeri 1 Purwareja klampok
    ·      SMA Negeri 1 Purwanegara
    ·      SMA Negeri 1 Bawang
    ·      MAN Negeri 2 Banjarnegara
    ·      SMP Negeri 1 Banjarnegara
    ·      SMP Negeri 2 Banjarnegara
    ·      SMP Negeri 1 Purwanegara
    ·      SMP Negeri 2 Purwanegara
    ·      SMP Negeri 3 Purwanegara

dan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta antara lain:

·                Politeknik Negeri Banjarnegara
·                STIE Taman Siswa



Pendidikan formal TK atau RA SD atau MI SMP atau MTs SMA atau MA SMK Perguruan tinggi Lainnya
Negeri 3 657 95 10 4 0 0
Swasta 539 210 49 17 13 2 0
Total 542 867 144 27 17 2 0
Data sekolah di Kabupaten Banjarnegara








yang semakin berkembang dan ikut berprestasi didalamnya meskipun tergolong sedikit 'lamban' dibanding wilayah lain seperti:


1.          Kabupaten Banyumas
2.          Kabupaten Batang
3.          Kabupaten Blora
4.          Kabupaten Boyolali
5.          Kabupaten Brebes
6.          Kabupaten Cilacap
7.          Kabupaten Demak
8.          Kabupaten Grobogan
9.          Kabupaten Jepara
10.      Kabupaten Karanganyar
11.      Kabupaten Kebumen
12.      Kabupaten Kendal
13.      Kabupaten Klaten
14.      Kabupaten Kudus
15.      Kabupaten Magelang
16.      Kabupaten Pati
17.      Kabupaten Pekalongan
18.      Kabupaten Pemalang
19.      Kabupaten Purbalingga
20.      Kabupaten Purworejo
21.      Kabupaten Rembang
22.      Kabupaten Semarang
23.      Kabupaten Sragen
24.      Kabupaten Sukoharjo
25.      Kabupaten Tegal
26.      Kabupaten Temanggung
27.      Kabupaten Wonogiri
28.      Kabupaten Wonosobo
29.      Kota Magelang
30.      Kota Pekalongan
31.      Kota Salatiga
32.      Kota Semarang
33.      Kota Surakarta
34.      Kota Tegal, dsb.

dari keanekaragaman Banjarnegara, terdapat makanan khas dari Banjarnegara antara lain:
  1. Dawet Ayu, 
  2. Tempe Mendhoan, 
  3. Combro Kering, 
  4. Bakso (bukan merupakan asli Banjarnegara, melainkan dibawa oleh pendatang dari Wonogiri), 
  5. Apem Madukara, 
  6. Jenang Salak Madukara, 
  7. Buntil (di pasar tersedia banyak), 
  8. jipang, 
  9. keripik kentang Batur, 
  10. keripik Mujahir dari Luwung Kec. Rakit. 
  • Lambang

Tanggal 17 Agustus 1967 merupakan tanggal bersejarah bagi rakyat Banjarnegara yang ditandai pembukaan selubung Lambang Daerah Kabupaten Banjarnegara oleh Bupati Banjarnegara ke-7, M.Soedjirno, di ruang sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Gotong Royong (DPRDGR), setelah disyahkan DPRDGR Kabupaten Banjarnegara 11 Agustus 1967.

LAMBANG Daerah itu "diukir" oleh panitia khusus DPRDGR, ditambah gambar dari pemenang kedua dan pemenang harapan "Sayembara Lambang". terdiri dari: R. soenardi (Ketua merangkap anggota), Moh. Kosim (Wakil ketua merangkap anggota), Soetarno (anggota), dan Soedijono Tjokrosapoetra (anggota), dan Marchaban Mangunhardjo (anggota). Panitia khusus tersebut dibentuk berdasarkan Surat Keputusan DPRDGR Banjarnegara No. 145/17/DPRDGR-66 tertanggal 9 Desember 1966.

  • Arti Lambang

SESANTI / SURYA SENGKALA Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjarnegara Nomor 11 Tahun 1988 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tentang Lambang Daerah. Sesanti tersebut berbunyi : "WANI MEMETRI RAHAYUNING PRAJA" Yang mempunyai makna : Segenap Warga Daerah Banjarnegara bertekad bulat melestarikan kemakmuran menuju kebahagiaan lahir bathin bagi rakyat dan pemerintahannya.

dan ada juga Obyek Wisata di Banjarnegara diantaranya:

Obyek Wisata Dataran Tinggi Dieng, Taman Rekreasi Marga Satwa Serulingmas, Arung Jeram Sungai Serayu, Bendungan Panglima Besar Jenderal Soedirman dan Curug Pitu.

Situs Website Banjarnegara

Situs Website yang ada di Banjarnegara :
  1. Situs Resmi Kabupaten Banjarnegara
  2. Polres Banjarnegara
  3. Dieng Plateau Tourism
  4. Budpar banjarnegara
  5. Pengadilan Negeri Banjarnegara
  6. Bapeda Banjarnegara
  7. situs resmi KPPN Banjarnegara

Sejarah

Dalam perang Diponegoro, R.Tumenggung Dipoyudo IV berjasa kepada pemerintah mataram, sehingga di usulkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono VII untuk di tetapkan menjadi bupati banjar berdasarkan Resolutie Governeor General Buitenzorg tanggal 22 agustus 1831 nomor I, untuk mengisi jabatan Bupati Banjar yang telah dihapus setatusnya yang berkedudukan di Banjarmangu dan dikenal dengan Banjarwatulembu. Usul tersebut disetujui.
Persoalan meluapnya Sungai Serayu menjadi kendala yang menyulitkan komunikasi dengan Kasunanan Surakarta. Kesulitan ini menjadi sangat dirasakan menjadi beban bagi bupati ketika beliau harus menghadiri Pasewakan Agung pada saat-saat tertentu di Kasultanan Surakarta. Untuk mengatasi masalah ini diputuskan untuk memindahkan ibukota kabupaten ke selatan Sungai Serayu. Daerah Banjar (sekarang Kota Banjarnegara) menjadi pilihan untuk ditetapkan sebagai ibukota yang baru. Kondisi daerah yang baru ini merupakan persawahan yang luas dengan beberapa lereng yang curam. Di daerah persawahan (Banjar) inilah didirikan ibukota kabupaten (Negara) yang baru sehingga nama daerah ini menjadi Banjarnegara (Banjar : Sawah, Negara : Kota).
R.Tumenggung Dipoyuda menjabat Bupati sampai tahun 1846, kemudian diganti R. Adipati Dipodiningkrat, tahun 1878 pensiun. Penggantinya diambil dari luar Kabupaten Banjarnegara. Gubermen (pemerintahan) mengangkat Mas Ngabehi Atmodipuro, patih Kabupaten Purworejo(Bangelan) I Gung Kalopaking di panjer (Kebumen) sebagai penggantinya dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung Jayanegara I. Beliau mendapat ganjaran pangkat "Adipati" dan tanda kehormatan "Bintang Mas" Tahun 1896 beliau wafat diganti putranya Raden Mas Jayamisena, Wedana distrik Singomerto (Banjarnegara) dan bergelar Kanjeng Raden Tumenggung JayanegaraII. Dari pemerintahan Belanda Raden Tumenggung Jayanegara II mendapat anugrah pangkat "Adipati Aria" Payung emas Bintang emas besar, Officer Oranye. Pada tahun 1927 beliau berhenti, pensiun. Penggantinya putra beliau Raden Sumitro Kolopaking Purbonegoro, yang juga mendapat anugrah sebutan Tumenggung Aria, beliau keturunan kanjeng R. Adipati Dipadingrat, berarti kabupaten kembali kepada keturunan para penguasa terdahulu. Diantara para Bupati Banjarnegara, Arya Sumitro Kolopaking yang menghayati 3 jaman, yaitu jaman Hindia Belanda, Jepang dan RI, dan menghayati serta menangani langsung Gelora Revolusi Nasional (1945 - 1949). Ia mengalami sebutan "Gusti Kanjeng Bupati", lalu "Banjarnegara Ken Cho" dan berakhir "Bapak Bupati". Selanjutnya yang menjadi Bupati setelah Raden Aria Sumtro Kolopaking Purbonegoro ialah : R. Adipati Dipadiningrat (1846-1878)

Posting Komentar untuk "DARMAYASA dalam BANJARNEGARA"